Seobaru.com – Properti memang menajdi salah satu investasi menarik yang banyak diminati sekarang ini, meskipun membutuhkan modal yang besar namun hal itu sebanding dengan keuntungan yang di dapatkannya.
Mengapa seperti itu? sebab, harga properti selalu naik, tidak pernah turun . Maka dari itu investasi ini selalu dilirik, disetiap tahunnya potensi kenaikan harga properti sekitar 10-15%.
Terlihat seperti sangat menjanjikan bukan? namun nyatanya invetasi properti ini tidak semudah membalikan telapak tangan. Kamu harus siap terlebih dahulu dengan modal yang besar, dari ratusan juta rupiah bahkan sampai miliaran rupiah.
Nah, jika kamu sudah siap untuk melakukan investasi properti ini, maka kamu harus perhatikan hal-hal berikut yang admin akan bahas ini , agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan nantinya, yuk simak selengkapnya dibawah ini.
1. Tahu Jenis Properti Yang Dibutuhkan
Seperti yang kita ketahui, jenis properti ini bermacam-macam. Bukan hanya saja rumah, tanah , apartemen , ruko , hotel, kontrakan, vila dan masih banyak lagi. Maka, kamu harus mengetahui mana yang ingin dibeli sesuai kebutuhan.
Misalnya seperti jika kamu sudah berencana menikah, sebaiknya pilih properti rumah tapak yang memiliki kapasitas lebih banyak ketimbang apartemen. Dengan harga Rp 250 juta, kamu sudah bisa membeli rumah tapak dengan luas tanah 30 meter persegi di kawasan pemukiman.
2. Perhitungkan Harga dan Biayaya Properti
Nah kamu juga harus memperhitungkan harga serta biaya yang ada dalam pembelian properti. Meskipun didukung dengan kondisi yang baik, akan tetapi biaya-biaya tersebug tidaklah murah.
Untuk menghindari kesalahan estimasi, sebaiknya perhitungkan harga dan biaya properti yang ingin dibeli dalam satu atau dua tahun ke depan. Khawatir terjadi kenaikan, dan kamu sudah memperhitungkannya.
3. Negoisasi dengan Penjual
Tidak sedikit Investor atau pembeli yang terlalu menerima atau pasrah dengan harga properti yang sudah ditetapkan pengembang.
Itu berarti, berapapun harga yang ditentukan oleh pengembang langsung saja diterima tanpa negoisasi. Padahal, negoisasi adalah hal yang wajar dalam jual beli.
Negosiasi tidak selalu harus diberi diskon, hadiah langsung, ataupun hal lainnya. Misalnya kamu beli rumah seken. Ternyata saat dicek, ada keran air yang rusak, cat tembok yang mengelupas, atau genteng bocor. Maka ini bisa kamu negosiasikan dengan penjual.
4. Survei langsung
Mau membeli properti jenis apapun, sebaiknya survei langsung ke lokasi terlebih dahulu. Memastikan barang sesuai dengan yang ditawarkan.
Melihat model bangunan, kualitas bangunan, lingkungan sekitar, tetangga kanan kiri, depan belakang, keamanannya, dan lainnya. Jadi, jangan asal percaya saja atau hanya survei online.
5. Jangan terlalu terpaku dengan Bujet
Membeli sesuai kemampuan keuangan memang bagus. Tetapi jika properti yang sesuai bujetmu akan menyengsarakanmu di kemudian hari, apa masih akan dibeli?
Misalnya anggaran beli rumah sebesar Rp 200 juta. Harga segitu hanya ada pinggiran Jakarta, yang jaraknya cukup jauh tanpa akses transportasi umum, seperti kereta.
Nah, jika ada rumah tidak terlalu jauh dari kantor, punya fasilitas yang memadai, keamanan terjamin, atau tidak rawan banjir, sebaiknya beli meski harganya sedikit lebih mahal dari bujetmu.
Justru akan lebih bermanfaat, bisa ditinggali atau diinvestasikan. Daripada beli rumah sesuai bujet, tetapi berada di lokasi yang jauh yang membuat tidak nyaman.